Sunday, June 9, 2013

PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP


EKOSISTEM

Pengertian Ekosistem
Satu  sistem terdiri dari beberapa komponen yang saling berhubungan satu dengan lainnya.  Salah satu contoh dari sistem adalah “Eko-sistem”.
Ekosistem merupakan satu kesatuan lingkungan yang melibatkan makhluk hidup dan lingkungan fisik (mis. Tanah, air, udara) yang saling berhubungan satu dengan lainnya. Dalam ekosistem terdapat hubungan timbal-balik antara beberapa makhluk hidup (komponen biotic) yaitu hubungan antara produsen dan konsumen. Selaku produsen adalah tanam tanaman yang memproduksi zat-zat organic dengan bantuan sinar matahari. Sedangkan konsumen adalah makhluk hidup lain yang mengonsumsi (memakan) zat organic yang dihasilkan oleh produsen. Proses yang terjadi antara produsen dan konsumen disebut rantai makanan.
Contoh : Plankton (mikroorganisme dilaut)-> ikan kecil -> ikan besar -> manusia .  (->: dimakan oleh)

Siklus Materi
Sebelumnya telah disebutkan adanya  hubungan timbal-balik antara sesama  makhluk hidup yang membentuk rantai makanan. Selain itu dikenal juga adanaya timbale balik antara makhluk hidup dengan lingkungan fisik (komponen abiotik).  Hubungan tersebut bisa dijelaskan, misalnya, pada siklus karbon pada tanaman. Dengan bantuan sinar matahari, karbon dioksida (CO2) yang ada diudara diserap oleh tanaman untuk pertumbuhan.  Prose situ disebut fotosintesis. Dedaunan tua yang jatuh ketanah lama-kelamaan akan membusuk dan terurai. Proses tersebut antara lain akan menghasilkan CO2 yang akan menguap keudara. Zat-zat lain hasil proses tersebut (misalnya mineral tanah, Ca, Na) tetap tinggal didalam lapisan tanah. Selanjutnya zat-zat tersebut , baik yang ada didalam tanah maupun diudara, akan digunakan lagi oleh tanaman untuk proses pertumbuhan. Secara alami tumbuh-tumbuhan mengatur sendiri kesuburan tanah habitatnya.
Arus energi
Sumber energi utama untuk semua makhluk hidup dibumi  adalah matahari. Tampa matahari tidak ada kehidupan. Matahari memancarkan sinar terus menerus ke bumi, yang pada dasarnya sinar tersebut mengalami proses diterima dan dipantulkan. Karena itu dapat diketahui bahwa sinar matahari merupakan arus energi yang dipancarkan bagi kehidupan.
Sinar matahari merupakan sumber energi dalam proses-proses alami yang terjadi di lingkungan hidup :
·   Sinar matahari membantu terjadi proses fotosintesis, dimana karbon dioksida diserap oleh tanaman untuk pertumbuhannya.
·   Sinar matahari membuat suhu bumi sesuai untuk kehidupan tumbuh-tumbuhan,  binatang dan manusia.
·   Sinar matahari menyebabkan terjadinya angin.  Perbedaan panas / suhu dipermukaan bumi karena sinar matahari mempengaruhi suhu dan tekanan udara di atmosfer, sehingga terjadi aliran udara dan angin.
·   Sinar matahari menyebabkan terjadinya siklus air. Sinar matahari merupakan sumber energi bagi siklus air. Dalam hal ini sinar matahari menyebabkan penguapan air yang terdapat disungai, danau, dan laut. Air menguap dan menjadi awan. Awan tersebut terbawa angin dan akhirnya jatuh lagi sebagai hujan. Begitu seterusnya proses terjadinya siklus air.
·   Sinar matahari menyediakan beberapa sumber energi lain seperti minyak bumi , batu bara, tenaga air.
·   Semua fenomena diatas menggambarkan matahari sebagai sumber energi utama ekosistem.


Matahari memancarkan sinar selama miliaran tahun ke bumi dan hal ini akan berlangsung terus. Sinar matahari terdiri dari cahaya yang kasat mata dan tidak kasat mata. Cahaya yang tidak kasat mata terdiri dari Sinar inframerah dan sinar ultraviolet (ultra ungu). Bagian terbesar dari sinar matahari yang sampai kepermukaan bumi terdiri dari cahaya yang kasat mata. Sinar matahari yang dipancarkan langsung ke permukaan bumi akan diserap dan dipantulkan kembali dalam bentuk panas (sinar inframerah).
Sinar matahari yang langsung mencapai bumi seluruhnya dipantulkan kembali,  sehingga terdapat keseimbangan antara energi yang diterima bumi dalam bentuk cahaya dengan energi yang dipantulkan dalam bentuk  panas (sinar inframerah). Hal ini membuat suhu bumi sesuai untuk kehidupan.

Batas Pertumbuhan
Sesuai dengan salah satu ciri kehidupan, maka semua makhluk hidup terus berkembang dan berproduksi. Lingkungan mempunyai daya dukung terbetas dan tidak dapat diperluas  lagi, artinya ruang lingkup/lahan di bumi yang dapat mendukung kelangsungan hidup manusia terbetas.  Karena keterbatasan itu pula, maka jumlah penduduk yang dapat tinggal dibumi juga terbatas.

Dua contoh berikut menunjukan keterbatasan daya dukung lingkungan :

1.    Lahan Pertanian (Penyedia Pangan)
Kebutuhan pangan (kalori dan nutrisi) sebagian besar penduduk Indonesia telah terpenuhi saat ini. Apabila pertambahan penduduk berkembang sangat cepat, akibatnya lahan yang dapat memproduksi pangan untuk kebutuhan produk terus berkurang. Lahan digunakan, antara lain untuk membangun perumahan, dan industry. Hal tersebut dapat mengakibatkan penurunan produksi pangan sehingga tidak dapat memenuhi kebutuhan fisik manusia.

2.    Udara bersih
Semua makhluk hidup memerlukan udara bersih untuk kehidupan dan kesehatan. Udara bersih memiliki komposisi gas-gas tertentu, salah satunya adalah adalah gas karbon dioksida (CO2) yang secara alami mempengaruhi kondisi iklim. Sebelum digunakan bahan bakar fosil, kandungan CO2 diudara jumlahnya hanya sedikit. Namun setelah era industrialisasi dimulai yang ditandai dengan penggunan minyak bumi, batu bara, gas bumi secara besar-beasaran (apa bila dibakar akan melepaskan gas CO2 ke udara), maka terjadilah penambahan kandungan gas CO2 diudara. Hal tersebut merubah komposisi udara, kabibatnya suhu udara meningkat.

Ekosistem Hutan
Puluhan ribu tahun lalu, kira-kira separoh dari daratan dibumi masih berupa hutan. Kini bagian bumi yang berhutan tersisa kurang dari sepertiganya (yairu berkisar 4 milyar hektar) serta menyusut sangat pesat, diseluruh dunia, lebih dari 400.000 hektar hutan dirusak atau ditebang setiap minggu. Pohon sangat menunjang kelangsungan ekosistem global dan berperan  penting dalam pengaturan iklim serta siklus air. Daun-daun pepohonan dihutan menyerap karbon dioksida (CO2) melalui poroses fotosintesis dan merubah CO2 menjadi gula yang digunakan untuk pertumbuhan. Selain  itu daun-daun pepohonan menghasilkan gas oksigen (O2) yang merupakan zat terpenting untuk proses pernafasan bagi makhluk hidup.

Dengan kemampuannya menyerap karbon dioksida dan menyaring zat-zat pencemar udara lainnya, pohon-pohon membantu menjaga udara tetap bersih dan mengarungi ancaman pemanasan global.

Akar menyerap air, oksigen, mineral, dan zat hara lain dari tanah. Akar juga menguatkan pohon dan mengikat tanah, mencegah agar tanah tidak luruh terbawa air atau tertiup angin. Ketika akar-akar tumbuh   dan menjalar, muncul ruang-ruang di sekitarnya yang  mengalirkan udara ke permukaan bumi, sehingga menghasilkan efek seperti penyerap (spons) yang membuat tanah mampu mengumpulkan air, yang kemudian secara bertahap dialirkan ke sungi- sungai kecil dan besar.

Namun hutan tidak hnya terdiri dari pohon-pohon.  Hutan terdiri dari jutaan tumbuhan, binatang dan mikroorganisme yang hidupnya berjalin sangat. Hal itu berarti bahwa hutan sangat penting untuk keaneka ragaman hayati.

Manfaat Hutan
1.    Untuk Ekosistem Global
·   Sumber kekayaan plasma nutfah dan keanekaragaman hayati
·   Melindungi tanah dan air tanah
·   Menghasilkan O2,  mengatur iklim, menyerap gas-gas rumah kaca

2.    Untuk  Manusia
·   Sebagai tempat penelitian, pendidikan dan rekreasi
·   Menghasilkan produk hutan  (getah, rotan, damar, buah-buahan, obat-obatan, kayu)
·   Sumber mata pencaharian, tempat tinggal, dan bagian dari sistem budaya masyarakat, khususnya masyarakat adat.

3.    Hasil Hutan
Orang- orang yang tinggal di dalam dan di dekat hutan bergantung pada hasil hutan untuk makanan, obat-obatan, pakaian, dan kayu. Mereka seringkali lebih menyadari nilai hutan dari pada orang-orang yang hidup dari situ, yang kerap menganggap hutan semata-mata sebagai sumber kayu dan lupa bahwa hutan juga menghasilkan kacang-kacangan, buah-buhan, karet, gas, bahan pewarna, minyak, dan  obat-obatan.

Hutan di Indonesia
Indonesia termasuk Negara yang memiliki hutan terluas di dunia. Menurut catatan pemerintah, Luas hutan Indonesia 144 juta hektar, yang berarti meliputi hamper 75% luas daratannya.


Klasifikasi Hutan di Indonesia
Pada umumnya klasifikasi hutan didasarkan pada 4 faktor yaitu : Iklim, Edafis (tanah) dan Komposisi Tumbuhan  dan Klasifikasi Departemen Kehutanan.

1.    Klasifikasi Berdasrkan Faktor Iklim
·      Hutan Hujan Tropis adalah hutan yang biasanya tak terpengaruh Iklim pantai (terdapat di Sumatra, Kalimantan, Sulawesi, Maluku dan Irian).
·      Hutan musim berada di daerah beriklim dengan curah hujan 1.000 – 2.000 mm pertahun , kebanyakan terdapat di pulau Jawa.

2.    Klasifikasi Berdasarkan Faktor Edafis (tanah)
·      Hutan Rawa selalu tergenang air tawar. Terdapat di hamper seluruh wilayah Indonesia.
·      Hutan Payau terdapat di daerah pantai yang selalu atau teratur tergenang air laut (daerah pasang surut).
·      Hutan Gambut  dengan jenis tanah organosol dengan lapisan gambut minimal 50 cm.
·      Hutan Pantai  terdapat di daerah kering tepi pantai, biasanya tanah berpasir dan berbatu-batuan serta terletak diatas garis pasang tertinggi.

3.    Klasifikasi Berdasarkan Komposisi Tumbuhan
·      Hutan Homogen, yaitu hutan yang hanya memiliki satu jenis tanaman. Pada umumnya hutan jenis ini merupakan hasil rekayasa manusia, misalnya hutan tanaman industry.
·      Hutan Heterogen, merupakan hutan dengan bermacam-macam jenis tanaman, disebut juga Hutan alami karena belum terdapat campurtangan manusia didalamnya.

4.    Klasifikasi Departemen Kehutan
·      Instansi yang bertanggung jawab mengelola hutan di Indonesia ini menggolongkan hutan berdasarkan fungsi, tingkat eksploitasi yang diperkenankan, dan konsevasi, hutan lindung, hutan produksi terbatas, hutan suaka alam, hutan wisata, dan hutan konversi.

Penyebab Kerukan Hutan
·      Penebangan hutan secara besar-besaran untuk industry kayu
·      Pengalihan fungsi hutan alam heterogen menjadi hutan tanaman homogeny, sehingga mengancam keanekaragaman hayati dan khasanah budaya masyarakat.
·      Pemanfaatan berlebihan oleh masyarakat yang hidup disekitar hutan, karena lahan mata pencahariaan lain makin sempit, dan peningkatan jumlah penduduk.
·      Pengalihan  fungsi hutan menjadi fungsi-fungsi lain (pertambangan, pemukiman  pariwisata, perkebunan, dan persawahan).
·      Bencana alam (misalnya, kebakaran, gunung meletus, banjir/longsor).
·      Perusakan lapisan ozon sehingga lebih banyak sinar ultraviolet sampah kebumi.
·      Pemanasan global yang menyebabkan perubahan iklim.

Pengelolaan Hutan
Memanfaatkan Hutan Secara Bijaksana :
Jika manusia ingin terus memperoleh keuntungan dari hutan, maka harus memanfaatkannya secara layak, misalnya :
·   Menerapkan pengelolaan hutan secara berkelanjutan, itu berarti : penebangan pohon dengan cara tebang pilih (Tebang Pilih Tanaman Indonesia, Departemen Kehutanan TPTIDK), tidak melakukan pencurian kayu, dan melakukan gerakan penanaman kembali.
·   Merubah sistem perdagangan untuk membedakan antara kayu yang diproduksi secara berkelanjutan dan tidak berkelanjutan, serta menghargai kayu yang diproduksi secara berkelanjutan.
·   Memberi label pada kayu dengan informasi yang dapat dipercaya tentang bagaimana kayu itu diproduksi. Hal ini perlu dilakukan oleh produsen serta pedagang kayu. Permintaan kayu yang diproduksi secara berkelanjutan mendorong para pengecer untuk berupaya menyediakannya.


Ekosistem Laut
Manfaat Laut
Lebih dari 70% permukaan bumi tertutup oleh laut.  Karena begitu luasnya lautan, maka laut mempunyai peranan yang sangat penting dalam ekosistem global, misalnya dalam menentukan siklus air, komposisi udara, iklim, keragaman hayati (bio diversity). Selain itu, laut juga mempunyai arti penting bagi kehidupan manusia. Manusia selalu tertarik pada laut. Beberapa puisi yang pertama-tama muncul mengagungkan misteri laut.  Laut dapat menyediakan makanan (ikan, rumput laut, termasuk garam), dapat berfungsi sebagai sarana transportasi laut, serta wahana rekreasi. Selain itu bakau dan terumbu karang melindungi garis pantai tropic dan badai, sementara pantai beriklim sedang dilindungi oleh dataran lumpur, rawa dan bukit-bukit pasir di pantai.  Laut merupakan gudang persediaan makanan, obat-obatan, dan mineral.

Proses Alami yang terjadi di Laut
1.    Gelombang 
Gelombang laut terjadi karena hembusan angin dipermukaan laut.
2.    Air  Pasang
Air pasang dilaut terjadi karena adanya pengaruh gaya tarik (gravitasi) bulan.  Karena gaya tarik bulan berubah-ubah setiap hari, maka pasang surutnya  air laut juga berubah-ubah dari hari kehari.
3.    Pergerakan Arus  Air Laut
Karena perbedaan  suhu dan komposisi  air laut (misalnya konsentrasi mineral) dan angin, maka terjadi pergerakan arus air laut. Proses ini menyebabkan  bercampurnya air laut secara horizontal dan vertical. Air laut yang hangat bercampur dengan air dingin, sementara itu air laut yang yang berkonsentrasi mineral tinggi bercampur dengan air laut berkonsentrasi mineral rendah.

4.    Kehidupan di Laut
Dilaut terdapat fitoplankton,  sejenis tumbuhan mikroskopis  hidup di bawah permukaan laut yang masih terjangkau sinar matahari. Fitoplankton dilaut menyerap banyak karbon dioksida (CO2) dari atmosfer melalui proses fotosintesis. Fitoplankton ini merupakan sumbermakanan bagi setiap makhluk hidup lainnya di laut, misalnya zooplankton (binatang mikroskopis). Selanjutnya zooplankton akan menjadi makanan bagi ikan-ikan kecil, kemudian ikan kecil tersebut dimakan oleh ikan yang lebih besar. Konsumen terakhir dalam proses rantai makanan ini adalah manusia.

Ancaman terhadap Pantai
1.    Penduduk di Daerah Pesisir/ Pariwisata
Di awal abad 21, dua pertiga penduduk dunia akan hidup di daerah pantai. Dengan tumbuhnya penduduk pantai, aktivitas pembangunan meningkat, sehingga sering kali merusak habitat.  Laut dan pantai adalah objek wisata yang paling disukai. Pariwisata dapat menjadi penyebab utama perusakan pantai. Para wisatawan yang gegabah dan sembrono menginjak-injak bukit pasir dan terumbu karang, merusak kehidupan liar dilaut. Meluasnya pariwisata juga meningkatkan jumlah  kotoran manusia dan limbah-limbah lain. Limbah mentah menjadi makanan ganggang yang tumbuh subur, selain itu dapat membunuh penghuni laut lainnya.

2.    Pemanasan Global
Salah satu akibat pemanasan global adalah dapat mencairnya es di kutub utara dan kutub selatan. Pencairan es tersebut menyebabkan naiknya permukaan air laut, dan memperbesar resiko banjir. Hal ini terutama berlaku jika pemanasan global dikaitkan dengan terjadinya badai dan topan yang ganas.



Ancaman terhadap Laut
Ancaman terhadap laut dikelompokan sebagai berikut :
1.    Penangkapan ikan
Penangkapan ikan secara berlebihan, dan metoda / cara penangkapan yang tidak tepat akan membahayakan keseimbangan kehidupan makhluk hidup di ekosistem laut. Penangkapan ikan dengan dinamit, selain pertambangan dan pengerukan, misalnya, dapat menghancurkan terumbu karang.

2.    Limbah Industri
Sejumlah besar pabrik dibangun dekat sungai sehingga pemiliknya dapat membuang limbah langsung ke air. Hal ini dapat membunuh kehidupan liar yang terdapat di air tawar, berikutnya tumbuhan serta binatang –binatang laut.

3.    Pencemaran Air Laut
Bocornya tangker minyak atau kecelakaan laut dapat mengakibatkan tumpahnya minyak. Minyak ini selain meracuni makhluk hidup di laut juga menghilangkan daya insulasi dan daya apung makhluk tersebut, sehingga mereka matiu akibat hypothermia atau tenggelam. Kapal-kapal tengker minyak biasanya dengan sengaja membuang muatan mereka kedalam laut.
Pestisida dari pertanian meresap kesitem perairan. Akibatnya, zat-zat kimia beracun membunuh organism-organisme serta berakumulasi didalam sistem rantai makanan, sehingga mempengaruhi daya reproduksi binatang-binatang yang ada didalamnya.

4.    Penggundulan Hutan  
Dibeberapa belahan dunia, kegiatan penggundulan hutan merupakan penyebab utama pencemaran laut, hal ini dapat terjadi karena tanah yang gundul akan mengelupas kemudia angin dan hujan menghanyutkan tanah tersebut kesungai-sungai dan akhirnya kelaut.  Endapan lumpur terbentuk didaerah pantai, merusak habitat dan mengurangi persediaan udara bagi kehidupan di laut.

5.    Perusakan Lapisan Ozon
Penipisan lapisan ozon dapat mengganggu kehidupan di laut dan member dampak negative pada rantai makanan di laut. Dampak yang cukup memprihatinkan adalah peningkatan sinar ultraviolet yang dapat membunuh organism kecil (plankton)  yang menjadi basis dari rantai makanan di laut.



Pemecahan Masalah
Daerah pantai adalah bagian yang paling rentan dari seluruh lingkungan Laut. Maka pendekatan pelestarian laut  dilakukan  secara terpadu dengan pengelolaan pantai terpadu yang memandang daerah pantai sebagai suatu kesatuan ketimbang sebagai daerah terpisah dengan laut, dan memperhitungkan dampak-dampak dari segala aktivitas yang dilakukan didaerah itu.
Proses ini sering kali lama dan kompleks serta tidak mudah misalnya untuk mempertemukan kepentingan kaum industrialis, agen-agen perjalanan, pemilik tambak ikan, serta nelayan tradisional, dan usaha-usaha melestarikan alam pada waktu bersamaan.
 Usaha yang dapat dilakukan untuk pengelolaan pantai terpadu yakni dengan menentukan langkah langkah :
·      Daerah yang dilindungi dan daerah yang diijinkan untuk kegiatan tertentu.
·      Daerah serba guna yang dilindungi :
1.       Zona spesies dan habitat langka atau rentan harus diutamakan.
2.       Zona yang diperuntukan bagi kegiatan penangkapan ikan yang terkontrol dan pariwisata.
·      Mengingatkan masyarakat agar waspada terhadap bahaya pencemaran dan eksploitasi laut yang berlebihan
·      Merubah kebijakan perdagaangan agar tidak terjadi eksploitasi hasil laut yang melampaui batas.

No comments:

Post a Comment