EKOSISTEM
Pengertian Ekosistem
Satu sistem terdiri
dari beberapa komponen yang saling berhubungan satu dengan lainnya. Salah satu contoh dari sistem adalah
“Eko-sistem”.
Ekosistem merupakan satu kesatuan lingkungan yang
melibatkan makhluk hidup dan lingkungan fisik (mis. Tanah, air, udara) yang
saling berhubungan satu dengan lainnya. Dalam ekosistem terdapat hubungan
timbal-balik antara beberapa makhluk hidup (komponen biotic) yaitu hubungan
antara produsen dan konsumen. Selaku produsen adalah tanam tanaman yang
memproduksi zat-zat organic dengan bantuan sinar matahari. Sedangkan konsumen
adalah makhluk hidup lain yang mengonsumsi (memakan) zat organic yang
dihasilkan oleh produsen. Proses yang terjadi antara produsen dan konsumen
disebut rantai makanan.
Contoh : Plankton (mikroorganisme dilaut)-> ikan kecil
-> ikan besar -> manusia . (->:
dimakan oleh)
Siklus Materi
Sebelumnya telah disebutkan adanya hubungan timbal-balik antara sesama makhluk hidup yang membentuk rantai makanan.
Selain itu dikenal juga adanaya timbale balik antara makhluk hidup dengan
lingkungan fisik (komponen abiotik).
Hubungan tersebut bisa dijelaskan, misalnya, pada siklus karbon pada
tanaman. Dengan bantuan sinar matahari, karbon dioksida (CO2) yang ada diudara
diserap oleh tanaman untuk pertumbuhan.
Prose situ disebut fotosintesis. Dedaunan tua yang jatuh ketanah
lama-kelamaan akan membusuk dan terurai. Proses tersebut antara lain akan
menghasilkan CO2 yang akan menguap keudara. Zat-zat lain hasil proses tersebut
(misalnya mineral tanah, Ca, Na) tetap tinggal didalam lapisan tanah.
Selanjutnya zat-zat tersebut , baik yang ada didalam tanah maupun diudara, akan
digunakan lagi oleh tanaman untuk proses pertumbuhan. Secara alami
tumbuh-tumbuhan mengatur sendiri kesuburan tanah habitatnya.
Arus energi
Sumber energi utama untuk semua makhluk hidup dibumi adalah matahari. Tampa matahari tidak ada
kehidupan. Matahari memancarkan sinar terus menerus ke bumi, yang pada dasarnya
sinar tersebut mengalami proses diterima dan dipantulkan. Karena itu dapat
diketahui bahwa sinar matahari merupakan arus energi yang dipancarkan bagi
kehidupan.
Sinar matahari merupakan sumber energi dalam proses-proses
alami yang terjadi di lingkungan hidup :
·
Sinar matahari membantu
terjadi proses fotosintesis, dimana karbon dioksida diserap oleh tanaman untuk
pertumbuhannya.
·
Sinar matahari membuat suhu
bumi sesuai untuk kehidupan tumbuh-tumbuhan,
binatang dan manusia.
·
Sinar matahari menyebabkan
terjadinya angin. Perbedaan panas / suhu
dipermukaan bumi karena sinar matahari mempengaruhi suhu dan tekanan udara di
atmosfer, sehingga terjadi aliran udara dan angin.
·
Sinar matahari menyebabkan
terjadinya siklus air. Sinar matahari merupakan sumber energi bagi siklus air.
Dalam hal ini sinar matahari menyebabkan penguapan air yang terdapat disungai,
danau, dan laut. Air menguap dan menjadi awan. Awan tersebut terbawa angin dan
akhirnya jatuh lagi sebagai hujan. Begitu seterusnya proses terjadinya siklus
air.
·
Sinar matahari menyediakan
beberapa sumber energi lain seperti minyak bumi , batu bara, tenaga air.
·
Semua fenomena diatas
menggambarkan matahari sebagai sumber energi utama ekosistem.
Matahari
memancarkan sinar selama miliaran tahun ke bumi dan hal ini akan berlangsung
terus. Sinar matahari terdiri dari cahaya yang kasat mata dan tidak kasat mata.
Cahaya yang tidak kasat mata terdiri dari Sinar inframerah dan sinar
ultraviolet (ultra ungu). Bagian terbesar dari sinar matahari yang sampai
kepermukaan bumi terdiri dari cahaya yang kasat mata. Sinar matahari yang dipancarkan
langsung ke permukaan bumi akan diserap dan dipantulkan kembali dalam bentuk
panas (sinar inframerah).
Sinar
matahari yang langsung mencapai bumi seluruhnya dipantulkan kembali, sehingga terdapat keseimbangan antara energi
yang diterima bumi dalam bentuk cahaya dengan energi yang dipantulkan dalam
bentuk panas (sinar inframerah). Hal ini
membuat suhu bumi sesuai untuk kehidupan.
Batas Pertumbuhan
Sesuai
dengan salah satu ciri kehidupan, maka semua makhluk hidup terus berkembang dan
berproduksi. Lingkungan mempunyai daya dukung terbetas dan tidak dapat
diperluas lagi, artinya ruang
lingkup/lahan di bumi yang dapat mendukung kelangsungan hidup manusia
terbetas. Karena keterbatasan itu pula,
maka jumlah penduduk yang dapat tinggal dibumi juga terbatas.
Dua contoh
berikut menunjukan keterbatasan daya dukung lingkungan :
1.
Lahan Pertanian (Penyedia Pangan)
Kebutuhan
pangan (kalori dan nutrisi) sebagian besar penduduk Indonesia telah terpenuhi
saat ini. Apabila pertambahan penduduk berkembang sangat cepat, akibatnya lahan
yang dapat memproduksi pangan untuk kebutuhan produk terus berkurang. Lahan
digunakan, antara lain untuk membangun perumahan, dan industry. Hal tersebut
dapat mengakibatkan penurunan produksi pangan sehingga tidak dapat memenuhi
kebutuhan fisik manusia.
2.
Udara bersih
Semua
makhluk hidup memerlukan udara bersih untuk kehidupan dan kesehatan. Udara
bersih memiliki komposisi gas-gas tertentu, salah satunya adalah adalah gas karbon
dioksida (CO2) yang secara alami mempengaruhi kondisi iklim. Sebelum digunakan
bahan bakar fosil, kandungan CO2 diudara jumlahnya hanya sedikit. Namun setelah
era industrialisasi dimulai yang ditandai dengan penggunan minyak bumi, batu
bara, gas bumi secara besar-beasaran (apa bila dibakar akan melepaskan gas CO2
ke udara), maka terjadilah penambahan kandungan gas CO2 diudara. Hal tersebut
merubah komposisi udara, kabibatnya suhu udara meningkat.
Ekosistem Hutan
Puluhan
ribu tahun lalu, kira-kira separoh dari daratan dibumi masih berupa hutan. Kini
bagian bumi yang berhutan tersisa kurang dari sepertiganya (yairu berkisar 4
milyar hektar) serta menyusut sangat pesat, diseluruh dunia, lebih dari 400.000
hektar hutan dirusak atau ditebang setiap minggu. Pohon sangat menunjang
kelangsungan ekosistem global dan berperan
penting dalam pengaturan iklim serta siklus air. Daun-daun pepohonan
dihutan menyerap karbon dioksida (CO2) melalui poroses fotosintesis dan merubah
CO2 menjadi gula yang digunakan untuk pertumbuhan. Selain itu daun-daun pepohonan menghasilkan gas
oksigen (O2) yang merupakan zat terpenting untuk proses pernafasan bagi makhluk
hidup.
Dengan
kemampuannya menyerap karbon dioksida dan menyaring zat-zat pencemar udara
lainnya, pohon-pohon membantu menjaga udara tetap bersih dan mengarungi ancaman
pemanasan global.
Akar
menyerap air, oksigen, mineral, dan zat hara lain dari tanah. Akar juga
menguatkan pohon dan mengikat tanah, mencegah agar tanah tidak luruh terbawa
air atau tertiup angin. Ketika akar-akar tumbuh dan menjalar, muncul ruang-ruang di
sekitarnya yang mengalirkan udara ke
permukaan bumi, sehingga menghasilkan efek seperti penyerap (spons) yang
membuat tanah mampu mengumpulkan air, yang kemudian secara bertahap dialirkan
ke sungi- sungai kecil dan besar.
Namun hutan
tidak hnya terdiri dari pohon-pohon.
Hutan terdiri dari jutaan tumbuhan, binatang dan mikroorganisme yang
hidupnya berjalin sangat. Hal itu berarti bahwa hutan sangat penting untuk
keaneka ragaman hayati.
Manfaat Hutan
1.
Untuk Ekosistem Global
·
Sumber kekayaan plasma
nutfah dan keanekaragaman hayati
·
Melindungi tanah dan air
tanah
·
Menghasilkan O2, mengatur iklim, menyerap gas-gas rumah kaca
2.
Untuk Manusia
·
Sebagai tempat penelitian,
pendidikan dan rekreasi
·
Menghasilkan produk
hutan (getah, rotan, damar, buah-buahan,
obat-obatan, kayu)
·
Sumber mata pencaharian,
tempat tinggal, dan bagian dari sistem budaya masyarakat, khususnya masyarakat
adat.
3.
Hasil Hutan
Orang-
orang yang tinggal di dalam dan di dekat hutan bergantung pada hasil hutan
untuk makanan, obat-obatan, pakaian, dan kayu. Mereka seringkali lebih
menyadari nilai hutan dari pada orang-orang yang hidup dari situ, yang kerap
menganggap hutan semata-mata sebagai sumber kayu dan lupa bahwa hutan juga
menghasilkan kacang-kacangan, buah-buhan, karet, gas, bahan pewarna, minyak,
dan obat-obatan.
Hutan di Indonesia
Indonesia
termasuk Negara yang memiliki hutan terluas di dunia. Menurut catatan
pemerintah, Luas hutan Indonesia 144 juta hektar, yang berarti meliputi hamper
75% luas daratannya.
Klasifikasi Hutan di Indonesia
Pada
umumnya klasifikasi hutan didasarkan pada 4 faktor yaitu : Iklim, Edafis
(tanah) dan Komposisi Tumbuhan dan
Klasifikasi Departemen Kehutanan.
1.
Klasifikasi Berdasrkan Faktor Iklim
·
Hutan Hujan Tropis adalah hutan yang biasanya tak terpengaruh Iklim
pantai (terdapat di Sumatra, Kalimantan, Sulawesi, Maluku dan Irian).
·
Hutan musim berada di daerah beriklim dengan curah hujan 1.000 –
2.000 mm pertahun , kebanyakan terdapat di pulau Jawa.
2.
Klasifikasi Berdasarkan Faktor Edafis (tanah)
·
Hutan Rawa selalu tergenang air tawar. Terdapat di hamper seluruh
wilayah Indonesia.
·
Hutan Payau terdapat di daerah pantai yang selalu atau teratur
tergenang air laut (daerah pasang surut).
·
Hutan Gambut dengan jenis
tanah organosol dengan lapisan gambut minimal 50 cm.
·
Hutan Pantai terdapat di
daerah kering tepi pantai, biasanya tanah berpasir dan berbatu-batuan serta
terletak diatas garis pasang tertinggi.
3.
Klasifikasi Berdasarkan Komposisi Tumbuhan
·
Hutan Homogen, yaitu hutan yang hanya memiliki satu jenis tanaman.
Pada umumnya hutan jenis ini merupakan hasil rekayasa manusia, misalnya hutan
tanaman industry.
·
Hutan Heterogen, merupakan hutan dengan bermacam-macam jenis
tanaman, disebut juga Hutan alami karena belum terdapat campurtangan manusia
didalamnya.
4.
Klasifikasi Departemen Kehutan
·
Instansi yang bertanggung
jawab mengelola hutan di Indonesia ini menggolongkan hutan berdasarkan fungsi,
tingkat eksploitasi yang diperkenankan, dan konsevasi, hutan lindung, hutan produksi
terbatas, hutan suaka alam, hutan wisata, dan hutan konversi.
Penyebab Kerukan
Hutan
·
Penebangan hutan secara
besar-besaran untuk industry kayu
·
Pengalihan fungsi hutan
alam heterogen menjadi hutan tanaman homogeny, sehingga mengancam
keanekaragaman hayati dan khasanah budaya masyarakat.
·
Pemanfaatan berlebihan oleh
masyarakat yang hidup disekitar hutan, karena lahan mata pencahariaan lain
makin sempit, dan peningkatan jumlah penduduk.
·
Pengalihan fungsi hutan menjadi fungsi-fungsi lain
(pertambangan, pemukiman pariwisata,
perkebunan, dan persawahan).
·
Bencana alam (misalnya,
kebakaran, gunung meletus, banjir/longsor).
·
Perusakan lapisan ozon
sehingga lebih banyak sinar ultraviolet sampah kebumi.
·
Pemanasan global yang
menyebabkan perubahan iklim.
Pengelolaan Hutan
Memanfaatkan Hutan Secara Bijaksana :
Jika
manusia ingin terus memperoleh keuntungan dari hutan, maka harus
memanfaatkannya secara layak, misalnya :
·
Menerapkan pengelolaan
hutan secara berkelanjutan, itu berarti : penebangan pohon dengan cara tebang
pilih (Tebang Pilih Tanaman Indonesia, Departemen Kehutanan TPTIDK), tidak
melakukan pencurian kayu, dan melakukan gerakan penanaman kembali.
·
Merubah sistem perdagangan
untuk membedakan antara kayu yang diproduksi secara berkelanjutan dan tidak
berkelanjutan, serta menghargai kayu yang diproduksi secara berkelanjutan.
·
Memberi label pada kayu
dengan informasi yang dapat dipercaya tentang bagaimana kayu itu diproduksi.
Hal ini perlu dilakukan oleh produsen serta pedagang kayu. Permintaan kayu yang
diproduksi secara berkelanjutan mendorong para pengecer untuk berupaya
menyediakannya.
Ekosistem Laut
Manfaat Laut
Lebih dari
70% permukaan bumi tertutup oleh laut.
Karena begitu luasnya lautan, maka laut mempunyai peranan yang sangat
penting dalam ekosistem global, misalnya dalam menentukan siklus air, komposisi
udara, iklim, keragaman hayati (bio diversity). Selain itu, laut juga mempunyai
arti penting bagi kehidupan manusia. Manusia selalu tertarik pada laut.
Beberapa puisi yang pertama-tama muncul mengagungkan misteri laut. Laut dapat menyediakan makanan (ikan, rumput
laut, termasuk garam), dapat berfungsi sebagai sarana transportasi laut, serta
wahana rekreasi. Selain itu bakau dan terumbu karang melindungi garis pantai
tropic dan badai, sementara pantai beriklim sedang dilindungi oleh dataran
lumpur, rawa dan bukit-bukit pasir di pantai.
Laut merupakan gudang persediaan makanan, obat-obatan, dan mineral.
Proses Alami yang terjadi di Laut
1.
Gelombang
Gelombang
laut terjadi karena hembusan angin dipermukaan laut.
2.
Air Pasang
Air
pasang dilaut terjadi karena adanya pengaruh gaya tarik (gravitasi) bulan. Karena gaya tarik bulan berubah-ubah setiap
hari, maka pasang surutnya air laut juga
berubah-ubah dari hari kehari.
3.
Pergerakan Arus Air Laut
Karena
perbedaan suhu dan komposisi air laut (misalnya konsentrasi mineral) dan
angin, maka terjadi pergerakan arus air laut. Proses ini menyebabkan bercampurnya air laut secara horizontal dan
vertical. Air laut yang hangat bercampur dengan air dingin, sementara itu air
laut yang yang berkonsentrasi mineral tinggi bercampur dengan air laut
berkonsentrasi mineral rendah.
4.
Kehidupan di Laut
Dilaut
terdapat fitoplankton, sejenis tumbuhan
mikroskopis hidup di bawah permukaan
laut yang masih terjangkau sinar matahari. Fitoplankton dilaut menyerap banyak
karbon dioksida (CO2) dari atmosfer melalui proses fotosintesis. Fitoplankton
ini merupakan sumbermakanan bagi setiap makhluk hidup lainnya di laut, misalnya
zooplankton (binatang mikroskopis). Selanjutnya zooplankton akan menjadi
makanan bagi ikan-ikan kecil, kemudian ikan kecil tersebut dimakan oleh ikan
yang lebih besar. Konsumen terakhir dalam proses rantai makanan ini adalah
manusia.
Ancaman terhadap Pantai
1.
Penduduk di Daerah Pesisir/
Pariwisata
Di
awal abad 21, dua pertiga penduduk dunia akan hidup di daerah pantai. Dengan
tumbuhnya penduduk pantai, aktivitas pembangunan meningkat, sehingga sering
kali merusak habitat. Laut dan pantai
adalah objek wisata yang paling disukai. Pariwisata dapat menjadi penyebab
utama perusakan pantai. Para wisatawan yang gegabah dan sembrono
menginjak-injak bukit pasir dan terumbu karang, merusak kehidupan liar dilaut.
Meluasnya pariwisata juga meningkatkan jumlah
kotoran manusia dan limbah-limbah lain. Limbah mentah menjadi makanan
ganggang yang tumbuh subur, selain itu dapat membunuh penghuni laut lainnya.
2.
Pemanasan Global
Salah
satu akibat pemanasan global adalah dapat mencairnya es di kutub utara dan
kutub selatan. Pencairan es tersebut menyebabkan naiknya permukaan air laut,
dan memperbesar resiko banjir. Hal ini terutama berlaku jika pemanasan global
dikaitkan dengan terjadinya badai dan topan yang ganas.
Ancaman terhadap
Laut
Ancaman terhadap laut dikelompokan sebagai berikut :
1.
Penangkapan ikan
Penangkapan
ikan secara berlebihan, dan metoda / cara penangkapan yang tidak tepat akan
membahayakan keseimbangan kehidupan makhluk hidup di ekosistem laut.
Penangkapan ikan dengan dinamit, selain pertambangan dan pengerukan, misalnya,
dapat menghancurkan terumbu karang.
2.
Limbah Industri
Sejumlah
besar pabrik dibangun dekat sungai sehingga pemiliknya dapat membuang limbah
langsung ke air. Hal ini dapat membunuh kehidupan liar yang terdapat di air
tawar, berikutnya tumbuhan serta binatang –binatang laut.
3.
Pencemaran Air Laut
Bocornya
tangker minyak atau kecelakaan laut dapat mengakibatkan tumpahnya minyak.
Minyak ini selain meracuni makhluk hidup di laut juga menghilangkan daya
insulasi dan daya apung makhluk tersebut, sehingga mereka matiu akibat
hypothermia atau tenggelam. Kapal-kapal tengker minyak biasanya dengan sengaja
membuang muatan mereka kedalam laut.
Pestisida
dari pertanian meresap kesitem perairan. Akibatnya, zat-zat kimia beracun
membunuh organism-organisme serta berakumulasi didalam sistem rantai makanan,
sehingga mempengaruhi daya reproduksi binatang-binatang yang ada didalamnya.
4.
Penggundulan Hutan
Dibeberapa
belahan dunia, kegiatan penggundulan hutan merupakan penyebab utama pencemaran
laut, hal ini dapat terjadi karena tanah yang gundul akan mengelupas kemudia
angin dan hujan menghanyutkan tanah tersebut kesungai-sungai dan akhirnya
kelaut. Endapan lumpur terbentuk
didaerah pantai, merusak habitat dan mengurangi persediaan udara bagi kehidupan
di laut.
5.
Perusakan Lapisan Ozon
Penipisan
lapisan ozon dapat mengganggu kehidupan di laut dan member dampak negative pada
rantai makanan di laut. Dampak yang cukup memprihatinkan adalah peningkatan
sinar ultraviolet yang dapat membunuh organism kecil (plankton) yang menjadi basis dari rantai makanan di
laut.
Pemecahan Masalah
Daerah
pantai adalah bagian yang paling rentan dari seluruh lingkungan Laut. Maka
pendekatan pelestarian laut
dilakukan secara terpadu dengan
pengelolaan pantai terpadu yang memandang daerah pantai sebagai suatu kesatuan
ketimbang sebagai daerah terpisah dengan laut, dan memperhitungkan
dampak-dampak dari segala aktivitas yang dilakukan didaerah itu.
Proses ini
sering kali lama dan kompleks serta tidak mudah misalnya untuk mempertemukan
kepentingan kaum industrialis, agen-agen perjalanan, pemilik tambak ikan, serta
nelayan tradisional, dan usaha-usaha melestarikan alam pada waktu bersamaan.
Usaha yang dapat dilakukan untuk pengelolaan
pantai terpadu yakni dengan menentukan langkah langkah :
·
Daerah yang dilindungi dan daerah
yang diijinkan untuk kegiatan tertentu.
·
Daerah serba guna yang
dilindungi :
1.
Zona spesies dan habitat
langka atau rentan harus diutamakan.
2.
Zona yang diperuntukan bagi
kegiatan penangkapan ikan yang terkontrol dan pariwisata.
·
Mengingatkan masyarakat agar
waspada terhadap bahaya pencemaran dan eksploitasi laut yang berlebihan
·
Merubah kebijakan
perdagaangan agar tidak terjadi eksploitasi hasil laut yang melampaui batas.
No comments:
Post a Comment